ALKISAH MANUSIA SETELAH MATI BAGIAN 1

1. ALKISAH MANUSIA DI ALAM KUBUR
Firman Allah SWT:
“Di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannyaa, (sambal berkata): “Keluarkanlah nyawamu,” di hari ini kamu di balas dengan siksaan yang mnghinakan.” (Q. S. Al-An’am: 93)
Di dalam alam kubur, semua orang kafir, munafik, dan mukmin berdosa akan disiksa. Sedangkan yang mendapat kenikmatan di dalam kubur hanyalah orang mukmin.
Orang mukmin disiksa di dalam kubur karena minimnya pengetahuan mereka tentang Allah SWT. Mereka senang meninggalkan perintah-Nya, senang melanggar larangan-Nya. Kuburan menjadi salah satu bagian dari taman-taman surga dan atau juga bisa menjadi bagian dari lorong-lorong neraka.
Rasulullah SAW telah menerangkan sebab manusia disiksa di dalam kuburnya, antara lain:
1) Tidak memperhatikan kesucian pada waktu buang air kecil, sehingga dia dengan secara tidak sadar telah terkena najis setelahnya.
2) Namimah, memfitnah dan membicarakan orang lain yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
3) Ghulul, mengambil dari harta ghanimah (harta rampasan) yang melebihi ukuran yang telah ditetapkan
4) Menyebarkan kebohongan. Disiksa dengan digergaji dari kepala sampai tengkuknya
5) Tidak mau membaca Al-Qur”an, akan disiksa dengan dipukul kepalanya dengan batu.
6) Zina. Dipanggang di atasnya pengapian yang sangat panas.
7) Riba. Akan ditenggelamkan dalam sungai darah dan dilempari dengan batu.
8) Meninggalkan hutang. Akan ditahan Ketika hendak memasuki surga.
Yang dapat terbebas dari siksa kubur, antara lain adalah:
1) Mati syahid, dibebaskan dari azab kubur.
2) Orang yang mati dalam membela agama Allah SWT, maka ketika mati akan akan dibebaskan dari siksa kubur.
3) Orang yang mati pada hari Jum’at. Rasululah SAW bersabda:
“Tidak ada seorang muslim yang mati pada hari Jum’at, kecuali Allah SWT akan menjaganya dari siksa kubur.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
4) Orang yang mati disebabkan sakit perut.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa yang mati karena perutnya, maka dia tidak akan disiksa dalam kuburnya.” (HR. An-Nasa’i dan At-Tirmidzi)

2. ALKISAH MANUSIA DI WAKTU TIUPAN SANGKAKALA
a. Peniup sangkakala meniup dua kali:
1) Tiupan pertama.
Semua manusia menjadi ketakutan yang sangat luar biasa.
Firman Allah SWT:
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (Q. S. Az-Zumar: 68)
2) Tiupan kedua.
Semua manusia bangkit dari kuburnya.
Firman Allah SWT:
“Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.” (Q. S. Yaasiin: 51)
b. Bagaimanakah manusia selamat pada waktu itu?
Rasulullah SAW bersabda:
“Bagaimana aku bisa bersenang-senang? Sementara malaikat peniup tanduk (terompet) telah meletakkan terompet pada mulutnya, menundukkan jidatnya, dan memasang pendengarannya. Dia menunggu perintah untuk meniupnya, lalu dia akan meniupnya.” Orang-orang Islam bertanya, “Apa yang harus kami ucapkan untuk menghadapinya, wahai Rasulullah SAW?” Rasulullah SAW bersabda, “Ucapkanlah: Hasbunallah wa ni’mal-wakil, tawakalna ‘alaihi rabbina.”
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya mata malaikat peniup sangkakala selalu melihat ke ‘Arsy tanpa berkedip, siap sejak hari diserahkan tugasnya, karena dia takut ketika diperintahkan, dia sedang berkedip dan tidak tahu. Kedua matanya bagaikan dua bintang yang sangat terang.”
Menurut Al-Hakim, hadist ini diriwayatkan oleh perawi yang shahih, Adz-Dzahabi juga sependapat dengannya.
c. Bilakah terompet sangkakala ditiupkan?
Terompet akan ditiup tepat pada hari Jum’at, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
“Tidak akan terjadi hari Kiamat kecuali pada hari Jum’at.”
Dalam Hadist lain, Rasululla SAW bersabda:
“Sesungguhnya hari Kiamat itu akan terjadi pada hari Jum’at. Dan pada hari Jum’at juga, seluruh manusia akan dibangkitkan.”
Hadist lain yang diriwayatkan oleh Aus bin Aus, dia berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya hari yang paling utama adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu Adam dimatikan, di dalamnya terjadi tiupan terompet sangkakala, dan padanya manusia tersadar. Maka perbanyaklah membaca shalawat kepadaku karena bacaan shalawat kalian akan disampaikan kepadaku.”
d. Berapakah jarak di antara dua tiupan?
Sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:
“Antara dua tiupan jaraknya empat puluh.” Mereka bertanya: “Wahai Abu Hurairah, apakah 40 hari?” Dia berkata: Saya tidak menjawab.” Mereka bertanya: “Apakah 40 bulan?” Dia berkata: “Saya tidak menjawab.” Mereka bertanya lagi: “Apakah 40 tahun?” Dia berkata: “Saya tidak menjawab.” (HR. Bukhari)
e. Hujan sebelum tiupan kedua sangkakala
Sebelum tiupan kedua dibunyikan, Allah menurunkan hujan dari langit sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Kemudian Allah mengutus hujan, seakan-akan ia seperti awan yang menaungi, kemudian tubuh-tubuh manusia tumbuh darinya. Kemudian ditiuplah sangkakala lalu mereka pun berdiri dan memperhatikan.” (HR. Bukhari)
(Bersambung ... )